PORTAL INDRAMAYU - Ir sukarno sering kita akrab dengan panggilan bung Karno. Bapak proklamator sekaligus presiden pertama republik Indonesia, jelasnya penuh dengan kisah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, pasalnya Sukarno yang dikenal cerdas, tegas dan berani tidak muncul begitu saja, melainkan tumbuh sejak masa muda yang telah dilaluinya.
Di mulai dari hidup bersama orang tuanya di Blitar menyelesaikan sekolah dasarnya lalu kos di HOS Cokroaminoto hingga mengalami sekolah di HBS (Hogere Burger School) dan THS ( Tecnische Hoogeschool) yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung.
Dan inilah beberapa kebiasaan Sukarno Muda yang Patut Ditiru Mahasiswa
Dalam perjalanan kehidupannya, Sukarno memiliki sejumlah kebiasaan yang dilakukan sejak masih muda. Kebiasaan-kebiasaan ini patut dijadikan teladan oleh pelajar, terutama mahasiswa. Berikut antara lain:
1. Gemar Membaca Buku
Sukarno sejak masih muda sudah memiliki kegemaran membaca buku. Kesadaran ini diperoleh dari Ayahnya yang berprofesi sebagai guru dan senang membaca buku. Hal ini salah satu kunci kecerdasannya.
Di sekolah HBS Surabaya, Sukarno juga rajin membaca buku perpustakaan sekolah, karena mempunyai kedekatannya dengan guru-guru HBS.
Sukarno juga semakin leluasa membaca banyak buku biografi tokoh negara dan dunia ketika berada di rumah Tjokroaminoto. Berbagai gagasan brilian yang dicetuskan oleh Sukarno juga tidak lain merupakan hasil pengetahuannya dari berbagai studi literatur.
2. Aktif Menulis di Media Massa
Semasa hidup di tempat Tjokroaminoto, Sukarno muda tak hanya mulai mengenal politik, melainkan juga terbiasa menulis. Pada 21 Januari 1921, artikel pertamanya terbit di halaman koran Oetoesan Hindia milik Sarekat Islam, setelahnya ia pun rutin menulis menggantikan Tjokroaminoto.
3. Aktif Berorganisasi
Inilah kunci Sukarno menjadi populis, karena sudah menjadi rahasia umum jika Sukarno aktif berorganisasi. Nama Sukarno sendiri mulai dikenal ketika menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915.
Kemudian pada tahun 1926, ia mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung. Organisasi ini merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) yang kemudian didirikan pada tahun 1927.
Setelah kembali dari pengasingan pada awal masa penjajahan Jepang, Sukarno langsung aktif dalam usaha perjuangan dan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Sukarno aktif dalam organisasi-organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat, BPUPKI dan PPKI. Selain itu ia juga merumuskan Pancasila, UUD 1945 serta naskah proklamasi Kemerdekaan.
4. Berguru kepada Tokoh Hebat
Tidak pilah pilih dalam mencari guru, tapi bijaksana dalam berguru, tidak hanya numpang tinggal di kos milik H.O.S Tjokroaminoto. Sukarno juga berguru dengan Ketua Sarekat Islam tersebut sejak muda.
Berguru ke Tjokroaminoto ini juga menjadi gerbang perkenalan dirinya dengan dunia politik. Setelah itu, Sukarno muda pun kenal dengan sejumlah tokoh senior pergerakan.
Setelah menjadi Presiden Pertama RI, diketahui Sukarno berguru kepada Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono, kakak RA Kartini yang dikenal jenius dan menguasai 36 bahasa asing.
Selain menimba ilmu religi, Soekarno juga banyak belajar tentang politik Eropa dari Sosrokartono. Hal itu mengingat tingginya jam terbang Sosrokartono sebagai mantan wartawan Perang Dunia I.
Itulah 4 teladan yang mungkin bisa di tiru oleh pelajar juga mahasiswa, agar jelasnya sikap kepemimpinan juga jasa perjuangan Sukarno tidak mati di makan waktu.***